textilewiki.com – Kebutuhan tenaga kerja hijau di Indonesia semakin mendesak, namun hal ini perlu diimbangi dengan pengembangan kurikulum pendidikan. Hal tersebut disampaikan oleh Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, dalam sebuah konferensi di Jakarta.
Bob mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia kekurangan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian di bidang industri hijau. Ia menekankan perlunya penambahan mata kuliah yang berfokus pada teknologi dan praktik ramah lingkungan, seperti pengembangan biofuel. “Kita harus menyiapkan SDM agar menjadi motor penggerak industri hijau, bukan sebaliknya,” ujarnya, Rabu lalu.
Pengembangan SDM yang tepat dinilai penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor ini. Bob menegaskan bahwa arah pengembangan seharusnya mengedepankan kesiapan SDM sebelum industri dibangun. “Kita harus mempersiapkan mereka untuk menjadi sektor unggulan agar dapat menarik industri hijau dan memaksimalkan manfaatnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Bob menyarankan agar Indonesia mengambil pelajaran dari Eropa yang berambisi untuk memimpin industri hijau, namun justru mengalami masalah over investasi. Fenomena ini menyebabkan terjadinya greenflation, di mana harga bahan ramah lingkungan melambung tinggi akibat permintaan yang meningkat.
Bob mengatakan, transisi energi yang dijadwalkan pada tahun 2030 perlu dilakukan dengan hati-hati. Ia mengingatkan pentingnya perencanaan yang matang terkait pendanaan dan faktor lainnya. “Kita harus bijak dalam melangkah agar transisi ini berjalan lancar dan efektif,” tutupnya.