textilewiki.com – Prediksi mengenai investasi emas di Indonesia menunjukkan kemungkinan penurunan pada tahun depan, seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian dan geopolitik global. Helmi Arman, Chief Economist Citibank N.A. Indonesia, menyatakan bahwa pemulihan perekonomian di Amerika Serikat dan China dapat mendorong investor untuk beralih dari emas ke aset lainnya, seperti saham dan properti.
Menurut Helmi, dalam beberapa tahun terakhir, permintaan emas didominasi oleh aktivitas investasi, di mana sekitar 80 persen berasal dari sektor ini, sedangkan 20 persen digunakan untuk kebutuhan industri. Negara-negara berkembang, khususnya, menjadi pembeli utama emas sebagai investasi, terutama bank sentral yang meningkatkan cadangan emas mereka akibat ketegangan geopolitik dan dinamika kebijakan perdagangan AS.
Jika ketegangan geopolitik mereda dan ekonomi mulai tumbuh, maka permintaan emas, baik dari institusi maupun konsumen rumah tangga, diprediksi akan melambat. Di Asia, khususnya China dan India, permintaan emas dari konsumen rumah tangga tetap menjadi pendorong utama penjualan global.
Helmi mengungkapkan bahwa meskipun saat ini terjadi kelemahan di pasar properti China, yang mengakibatkan permintaan emas rumah tangga meningkat, ketika pasar tersebut pulih, minat untuk membeli emas bisa menurun. Beliau juga memprediksi bahwa harga logam dasar seperti tembaga dan nikel akan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global.
Secara keseluruhan, Helmi memperkirakan bahwa harga emas dunia rata-rata tidak akan semenarik tahun ini, dengan potensi peningkatan untuk logam dasar lainnya. Data terbaru menunjukkan bahwa harga jual emas stabil, dengan Galeri24 menawarkan harga Rp2.374.000 per gram dan UBS di Rp2.376.000 per gram.